“Now, the price of green beans is go up. That’s why we also sell some second hand of it” kata Martin, kepala bagian untuk divisi pengemasan buncis Harvest Moon.
Minggu, 26 Februari 2017, hampir pukul 12 siang, dan tim untuk pengemasan buncis sudah melakukan bersih-bersih. Ini berarti pekerjaan hari itu akan segera selesai. Hari itu termasuk pendek. Sebab, dua hari sebelumnya kami bekerja hampir 12 jam per hari selama dua hari berturut-turut.
Di tengah agenda bersih-bersih itulah, saya yang memegang sapu mengajak ngobrol Martin sekitar lima menit. Pasalnya, setelah bekerja sejak 10 Januari di bagian pengemasan buncis Harvest Moon, saya penasaran juga, bagaimana sistem pabrik ini berjalan.
Martin bilang, harga 10 kg buncis saat ini rata-rata sekitar AU$ 30. Berarti perkilo sekitar AU$ 3 dolar di pasar. Sementara second hand buncis 10 kg sekitar AU$ 20-25. Selain untuk pasar Australia, Harvest Moon juga melakukan ekspor untuk pasar Asia, termasuk ke Korea.
Sebetulnya sebonafide apa sih Harvest Moon? Berdasarkan penelusuran di internet, dan melihat dengan mata kepala sendiri, perusahaan ini bisa dibilang well managed. Harvest Moon berdiri sejak 1981 di Forth, Tasmania. Dikepalai oleh Managing Director bernama Neil Armstrong. Hingga saat ini punya lebih dari 300 karyawan di Australia.
Harvest Moon memiliki cabang di Victoria dan Queensland. Perusahaan ini juga mengantongi sebagian saham di Franklin Bros, Brisbane dan Tasman Seeds, New Zealand.
Bisa dibilang, bagi orang seperti saya, yang pengalaman soal bertani dan pabrik sangat nol besar, cukup beruntung bisa diterima bekerja di bagian pengemasan. Biasanya, mayoritas yang diterima bekerja sudah punya pengalaman sebelumnya.
Saya mendapat pekerjaan ini melalui agen pekerja untuk working holiday visa, yakni Agrilabour. Lowongan pekerjaan ini saya tahu dari Davian. Dan kemungkinan karena peran saya sebagai teman Indonesia Davian, maka saya bisa diterima.
Ada tiga pabrik Harvest Moon di Forth. Pabrik wortel, bawang, dan satu pabrik brokoli digabung dengan buncis.
Tim pengemasan buncis terdiri atas 5 laki-laki, dan 8 perempuan. Satu kepala bagian, dan satu asisten kepala bagian. Cewek-cewek bertugas menyortir buncis sebelum masuk ke mesin pencucian. Dari mesin itu akan keluar buncis yang segar, atau kata lainnya dingin karena suhu air harus dijaga pada kisaran 3 hingga 4 derajat celcius. Begitupun suhu dalam ruangan pabrik, yang dijaga dalam kisaran tersebut.
Nah, tugas para cowok adalah “nadangin” buncis yang keluar dari mesin dengan box yang mampu membungkus 10 kg buncis. Ada dua macam box. Untuk box putih rata-rata disusun hingga 9 lapis, satu lapis terditi atas 10 box. Sehingga, total satu paket 90 box, tingginya sekitar 2 meter. Sementara itu, satu box hitam 10 kg maksimum disusun hingga 12-13 lapis. Satu lapis terdiri atas 6 box. Maksimum ketinggian penyusunan box hitam juga hampir 2 meter.
Untuk pertama kalinya, saya bersyukur punya tinggi 180 cm. Ohiya, jangan dikira mesin-mesin ini berjalan lambat. Sebab, ada satu line mesin yang terkadang kecepatannya seperti mau perang. Dalam keadaan seperti ini, saya sering berharap mesin itu rusak atau meledak saja tiba-tiba.
Soal rate gaji, saya bilang lumayan, sekitar AU$ 22,13 per jam. Pekerjaan ini tergantung dari ketersediaan buncis di ladang. Ini juga berarti tergantung kondisi cuaca. Pada akhirnya mempengaruhi jam kerja. Pernah dalam seminggu tim buncis Cuma kerja dua hari, perhari sekitar 8 jam. Lalu, pernah juga enam hari kerja. Dalam kasus lain, pernah dua hari berturut-turut hampir 12 jam per hari. Setiap hari kerja, pekerjaan ini dimulai pukul 8 pagi.
Menurut Martin, sebagian buncis diambil dari ladang di Forth, sebagaian lagi dari ladang di perbatasan antara Devonport and Launceston.
Saya bertanya lagi ke Martin, kapan season green beans bakal selesai. Dia bilang masih sekitar enam hingga tujuh pekan lagi. Dengan demikian, petualangan saya di Tasmania akan berakhir pada pertengahan April.
Sekedar catatan, manajeman cukup memperhatikan para pekerjanya. Bukan lantaran kita backpacker lalu bisa kerja sambil bergossip dan minum beer. Setidaknya sejak season green beans dimulai, sudah ada dua cewek Taiwan yang diberhentikan karena dinilai lambat kerjanya.
Saya ingat pertanyaan seorang teman sebelum saya berangkat ke Australia
“Apa loe nggak merasa deg-degan, menjelang hari keberangkatan?”
Ketika itu, saya menjawab “perasaan gw biasa saja,”
Jujur, saya bohong. Sebenarnya saya ingin menjawab “I feel TERRIFIED”
Siapa ang bisa menjamin sepenuhnya perjalanan ini akan mulus dan baik-baik saja?