Poca Maya: Pedoman

Dahulu, di abad tanpa angka, ada negara bernama Poca Maya, yang dipimpin delapan orang keturunan dewa. Jauh sebelum demokrasi, mereka akan memilih penerus tahta dengan cara mabuk-mabukan semalam suntuk. 

Yang diminum bukanlah anggur sembarang anggur. Minuman bernama Teera itu adalah hasil fragmentasi buah anggur yang tumbuh di selatan dan disemayamkan oleh seorang canda dengan lima anak kembar gaib.

Waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Genderang ditabuhkan. Dan mantra dinyanyikan. Setelah enam jam melakukan ritual. Masing-Masing delapan pemimpin itu mendapatkan satu petunjuk.

Wahai petunjuk bukan sembarang petunjuk. Kali ini, delapan pemimpin tidak mendapatkan delapan kriteria ideal penerus tahta, melainkan 7 dosa besar pemimpin di masa depan.

Meraka sadar, ada pemegang kendali di atas sana yang murka. Tanah sudah lama tidak mendengar langit.

Tapi ada secuil harapan. Pemimpin kedelapan, keturunannya dewa batu, tidak mendapatkan ilham apa-apa dari leluhurnya.

Leluhurnya hanya bilang, “pada suatu zaman di periode ketika manusia memiliki peran ganda. Ada seorang hamba, yang menentukan suatu zaman akan hancur atau kembali ke titik 0”

Delapan orang pemimpin itu bingung. Mereka ambil keputusan, untuk membuat tujuh Alkitab mencegah tujuh dosa besar. Ini bakal menjadi pedoman para pemimpin lain setelah mereka.

Apa nama tujuh alkitab itu?

To be continue.

Sebuah cerita sangat pendek yang bersambung. Ditulis 2015.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *